PROTOKOL PENGALAMATAN
PENGALAMATAN DASAR JARINGAN KOMPUTER
IP address (
internet protocol) adalah alamat logika yang di berikan kepada perangkat
jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP, dimana protocol TCP/IP digunakan
untuk meneruskan packet informasi (routing) dalam jaringan LAN,MAN,WAN dan
internet.
Atau lebih
sngkatnya IP address adalah alamat unik dari suatu perangkat jaringan yang
terdapat di dalam jaringan.
JENIS JENIS
VERSIPENGALAMTAN JARINGAN.
- Saat ini ada 2 versi IP address
yaitu:
IP versi 4(IPv4) dan IP versi 6(IPv6)
Alamat IP versi 4
IPv4 ini
menggunakan penomoran 32-bit dan terdiri dari 4 oktet decimal dan dibuat pada
tahun 1983 dan masih di gunakan pada sampai saat ini.
Contoh
pengalamatan IPv4:202.134.64.139
- IP versi 6 (IPv6)
IPv6 ini menggunakan penomoran 128-bit , dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagike dalam blok berukuran 16-bit, yang akan di konfersikan ke dalam blangan heksadesimal berukuran 4digit.
setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan di pisahkan dengan tanda ( : ) titik dua
contoh pengalamatan IPv6 : 21DA:00D3:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
IP versi 4
(IPv4)
Dalam
IPv4 atau IP versi 4 alamat IP address di bagi menjadi 5 kelas yaitu:
- Kelas A : 1 – 126
- Kelas B :128-191
- Kelas C :192-223
- Kelas D :224-239
- Kelas E :240-255
Berikut ini
akan di jelaskan dari tiap tiap kelas tersebut.
- Kelas A
IP address kelas A memiliki rentang alamat :
1.0.0.0 – 126.255.255.255
subnetmask default Kelas A:
255.0.0.0
default maximal host Kelas A:
16.777.214 host
secara default pada alamat IP Kelas A, 8-bit pertama digunakan untuk alamat network dan 24-bit berikutnya digunakan untuk alamat host. - Kelas B
IP address Kelas B memiliki rentang alamat :
128.0.0.0 – 191.255.255.255
subnetmask default Kelas B:
255.255.0.0
default maximal Host Kelas B :
65.534 host
secara default pada alamat IP address kelas B, 16 bit pertama digunakan untuk alamat network dan 16 bit berikutnya digunakan untuk alamat host. - Kelas C
IP address kelas C memiliki rentang alamat :
192.0.0.0 – 233.255.255.255
subnetmask default kelas C :
255.255.255.0
default maximal host Kelas C
256 host.
secara default pada alamat IP address kelas C, 24 bit pertama digunakan untuk alamat network dan 8 bit berikutnya digunakan untuk alamat host. - Kelas D
IP address kelas D memiliki rentang alamat :
244.0.0.0 – 239.255.255.255
4 bit pertama alamat kelas D selalu di set ke nilai biner 1110
kelas D digunakan sebagai alamat multicasting yaitu alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket ke banyak penerima. - Kelas E
IP address kelas E memiliki rentang alamat :
224.0.0.0 – 254.255.255.255
4 bit pertama kelas E selalau di set ke dalam nilai biner 1111
alamata IP address kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat “eksperimental” atau percobaan yang di cadangkan untuk digunakan pada masa depan.
Untuk
pembagian IPv4, pengalamatan ini dibagi
menjadi 2 sifat yaitu, IP private dan IP public.
- IP private hanya bersifat local
dan tidak bisa digunakan untuk mengakses internet & penggunaannya
bebas.
tiap kelas memiliki 1 slot yang berfungsi sebagai IP privat lihat list di bawah ini.
Kelas A : IP 10.x.x.x
Kelas B : IP172.16.x.x sampai 172.30.x.x
Kelas C : IP 192.168.x.x - IP public bersifat worldwide,
bisa digunakan untuk mengakses internet namun penggunaan atau
konfigurasinya tidak bebas (ada yang mengatur).
tiap kelas memiliki 1 slot yang berfungsi sebagai IP public, yang intinya IP public tidak termasuk list IP yang terdapat pada IP private.
lembaga yang mengatur / menyediakan IP public adalah IANA, singkatan dari Internet Authorized Numbering Association.
Dalam
pengalamatan IPv4 , sangat di dasari oleh karateristik berikut ini:
- Network ID
- Host ID
- · Subnet Mask
- · Broadcast
Berikut ini di
jelaskan tiap tiap karateristik yang di sebutkan pada list di atas
- · Network ID ialah yang memiliki tiap tiap host ID untuk membatasi sebuah rentang pengalamatan dalam suatu rentang pengalamatan.
- · Host ID ialah penamaan setiap host ataupun perangkat jaringan yang terhubung pada suatu jaringan.
- · Subnet mask ialah sebagai pembeda network ID dengan host ID sehingga suatu host atau perangkat jaringan mengetahui apakah titik suatu host yang di tuju, masih berada di jaringan local atau luar.
- · Broadcast ialah mewakili seluruh anggota network . pengiriman paket datagram ke alamat ini akan menyebabkan paket ini di dengar oleh seluruh host anggota network tersebut.
Alamat IP versi 6
Alamat IP
versi 6 (sering
disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan
yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP
yang menggunakan protokol IP versi 6.
Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4
x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi
6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.
Berbeda
dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang
32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296
alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya
mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada
beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa
ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat
yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat
yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan
habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang
disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan
tabel routing.
Sama seperti
halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat
otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address,
maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan
dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat
IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti
halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit)
sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit)
sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6,
bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat
IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak
ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.
Pengalamatan
IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
IP Address
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet.
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet.
Panjang dari
angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6
atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan
Internet berbasis TCP/IP.
Protokol
yang menjadi standar dan dipakai hampir oleh seluruh komunitas Internet adalah
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Agar komputer bisa
berkomunikasi dengan komputer lainnya, maka menurut aturan TCP/IP, komputer
tersebut harus memiliki suatu address yang unik. Alamat tersebut dinamakan IP
address. IP Address memiliki format sbb: aaa.bbb.ccc.ddd. Contohnya:
167.205.19.33
Format IP
Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”
Subneting
Subnet adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit.
Subnetting berguna untuk :
- untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet.
- Memperbanyak jumlah network (LAN)
- Mengurangi jumlah host dalam satu network
- Tujuan lain dari subnetting yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalulintas data dalam suatu network.
Selain itu, subnetting diperlukan, karena: Efisiensi penggunaan IP Address Pendelegasian kekuasaan untuk pengaturan IP Address.
- Mempermudah manajemen jaringan
- Mengatasi masalah perbedaan hardware dan topologi fisik jaringan
Pada dasarnnya, subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Jadi semakin banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.
C. Istilah pada Subnetting
Berikut beberapa istilah-istilah umum dalam pengalamatan IP yaitu
• Host IP Address : alamat IP klien
• Network Mask :
seringkali disebut subnet mask, digunakan untuk menentukan banyaknya jaringan yang dapat dicakup
• Network Address :
alamat jaringan, digunakan sebagai pengenal sebuah jaringan, selalu diperoleh dari alamat pertama dari sekumpulan alamat terdaftar dalam suatu jaringan
• Network Broadcast Address :
alamat broadcast, digunakan untuk melakukan broadcasting (penyebaran) paket data dalam satu jaringan, selalu diperoleh dari alamat terakhir dari sekumpulan alamat terdaftar dalam suatu jaringan
• Total Number of Host Bits :
jumlah total host yang dapat ditampung dalam bit, untuk mengetahui jumlah host/klien maksimal yang dapat diberi alamat IP pada sebuah jaringan
• Number of Hosts :
jumlah alamat yang dapat digunakan sebagai host, jumlah yang dapat digunakan merupakan jumlah alamat total dalam sebuah jaringan dikurangi dengan 2 (karena satu sebagai Network Address, dan satunya lagi untuk Broadcast Address)
D. Classfull
IP Classfull
Pada saat address Internet distandarkan (awal 80-an), address Internet dibagi dlm 4 kelas:
Class A : Network prefix 8 bit
Class B : Network prefix 16 bit
Class C : Network prefix 24 bit
Class D : Multicast
Class E : Eksperimen
Tiap IP address mempunyai satu kunci yg mengidentifikasi kelas
Class A : IP address mulai dg “0”
Class B : IP address mulai dg “10”
Class C : IP address mulai dg “110”
Class D : IP address mulai dg “1110
Class E : IP address mulai dg “11110”
Classful ip address mempunyai sejumlah masalah :
1.Terlalu sedikit network address untuk jaringan yang besar (address class A dan clasas B telah lenyap
2.Hierarki 2 tingkat tidak sesuai utk jaringan besar dg address Class A dan Class B
3.Tidak fleksibel. Misalkan perusahaan memerlukan 2000 address
-Address class A dan B berlebihan (overkill!)
-Address class C tidak mencukupi (memerlukan 10 address class C)
4. Tabel Routing Membengkak. Routing pada backbone Internet memerlukan satu entry untuk tiap network address. Pd 1993 ukuran tabel routing mulai melebihi kapasitas router.
5. Internet memerlukan address lebih dari 32-bit dari beberapa alasan diatas maka sekarang IP CLASSFUL tidak dipakai lagi,dan beralih ke IP CLASSLESS.
E. Packet Tecer
Packet Tracer adalah sebuah software simulasi jaringan. Sebelum melakukan konfigurasi jaringan yang sesungguhnya (mengaktifkan fungsi masing-masing device hardware) terlebih dahulu dilakukan simulasi menggunakan software ini. Simulasi ini sangat bermanfaat jika membuat sebuah jaringan yang kompleks namun hanya memiliki komponen fisik yang terbatas.
F. Cara Menciptakan Subnetting
1.CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing)
Merupakan sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Metode yang digunakan adalah VLSM( Variable Length Subnet Mask ).
Tabel 1. Tabel Nilai CIDR
Subnet adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit.
Subnetting berguna untuk :
- untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet.
- Memperbanyak jumlah network (LAN)
- Mengurangi jumlah host dalam satu network
- Tujuan lain dari subnetting yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalulintas data dalam suatu network.
Selain itu, subnetting diperlukan, karena: Efisiensi penggunaan IP Address Pendelegasian kekuasaan untuk pengaturan IP Address.
- Mempermudah manajemen jaringan
- Mengatasi masalah perbedaan hardware dan topologi fisik jaringan
Pada dasarnnya, subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Jadi semakin banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.
C. Istilah pada Subnetting
Berikut beberapa istilah-istilah umum dalam pengalamatan IP yaitu
• Host IP Address : alamat IP klien
• Network Mask :
seringkali disebut subnet mask, digunakan untuk menentukan banyaknya jaringan yang dapat dicakup
• Network Address :
alamat jaringan, digunakan sebagai pengenal sebuah jaringan, selalu diperoleh dari alamat pertama dari sekumpulan alamat terdaftar dalam suatu jaringan
• Network Broadcast Address :
alamat broadcast, digunakan untuk melakukan broadcasting (penyebaran) paket data dalam satu jaringan, selalu diperoleh dari alamat terakhir dari sekumpulan alamat terdaftar dalam suatu jaringan
• Total Number of Host Bits :
jumlah total host yang dapat ditampung dalam bit, untuk mengetahui jumlah host/klien maksimal yang dapat diberi alamat IP pada sebuah jaringan
• Number of Hosts :
jumlah alamat yang dapat digunakan sebagai host, jumlah yang dapat digunakan merupakan jumlah alamat total dalam sebuah jaringan dikurangi dengan 2 (karena satu sebagai Network Address, dan satunya lagi untuk Broadcast Address)
D. Classfull
IP Classfull
Pada saat address Internet distandarkan (awal 80-an), address Internet dibagi dlm 4 kelas:
Class A : Network prefix 8 bit
Class B : Network prefix 16 bit
Class C : Network prefix 24 bit
Class D : Multicast
Class E : Eksperimen
Tiap IP address mempunyai satu kunci yg mengidentifikasi kelas
Class A : IP address mulai dg “0”
Class B : IP address mulai dg “10”
Class C : IP address mulai dg “110”
Class D : IP address mulai dg “1110
Class E : IP address mulai dg “11110”
Classful ip address mempunyai sejumlah masalah :
1.Terlalu sedikit network address untuk jaringan yang besar (address class A dan clasas B telah lenyap
2.Hierarki 2 tingkat tidak sesuai utk jaringan besar dg address Class A dan Class B
3.Tidak fleksibel. Misalkan perusahaan memerlukan 2000 address
-Address class A dan B berlebihan (overkill!)
-Address class C tidak mencukupi (memerlukan 10 address class C)
4. Tabel Routing Membengkak. Routing pada backbone Internet memerlukan satu entry untuk tiap network address. Pd 1993 ukuran tabel routing mulai melebihi kapasitas router.
5. Internet memerlukan address lebih dari 32-bit dari beberapa alasan diatas maka sekarang IP CLASSFUL tidak dipakai lagi,dan beralih ke IP CLASSLESS.
E. Packet Tecer
Packet Tracer adalah sebuah software simulasi jaringan. Sebelum melakukan konfigurasi jaringan yang sesungguhnya (mengaktifkan fungsi masing-masing device hardware) terlebih dahulu dilakukan simulasi menggunakan software ini. Simulasi ini sangat bermanfaat jika membuat sebuah jaringan yang kompleks namun hanya memiliki komponen fisik yang terbatas.
F. Cara Menciptakan Subnetting
1.CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing)
Merupakan sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Metode yang digunakan adalah VLSM( Variable Length Subnet Mask ).
Tabel 1. Tabel Nilai CIDR
nSubnet Mask
|
CIDR
|
Subnet Mask
|
CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.
255.224.0
|
/19
|
255.255.255.252
|
/30
|
Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
- untuk IP address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask defaultnya adalah 255.255.255.0
- untuk IP address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0
- untuk IP address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0
Disamping menghafal tabel-tabel diatas, dapat juga mempelajari cara menghitung dengan mempergunakan rumus Ø Jumlah Host per Network = 2 n - 2
Dimana n adalah jumlah bit tersisa yang belum diselubungi, misal Network Prefix /10, maka bit tersisa (n) adalah 32 –10 = 222 22 – 2 = 4.194.302
Ø Jumlah Subnet = 2 N
Dimana N adalah jumlah bit yang dipergunakan (diselubungi) atau N = Network Prefix – 8 Seperti contoh: bila network prefix /10, maka N = 10 – 8 = 2
2 2 = 4
2.VLSM(Variable Length Subnet Mask )
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Jika pada pengalokasian IP address classfull, suatu network ID hanya memiliki satu subnetmask, maka VLSM menggunakan metode yang berbeda, yakni dengan memberikan suatu network address lebih dari satu subnetmask.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan :
1.Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
2.Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Pengertian NAT (Network Address Translation)
NAT adalah sebuah metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke
jaringan internet menggunakan satu IP Public. Dengan demikian
keterbatasan ketersediaan IP Address untuk pengguna komputer dapat
diatasi. Dengan NAT, satu IP Public tersebut mewakili IP Address
komputer dalam jaringan tersebut. Sesuai dengan namanya, Network Address
Translation menerjemahkan atau mengubah IP address pada jaringan privat
menjadi IP Public untuk terhubung dengan jaringan internet.
NAT biasanya dipasang pada router, untuk menggabungkan dua jaringan
berbeda menjadi satu kemudian menerjemahkan IP Address dari jaringan itu
ke IP Public yang memiliki hak legal untuk mengakses jaringan internet.
Fungsi NAT (Network Address Translation)
- Menerjemahkan IP Address komputer menjadi IP Public yang memiliki hak akses ke jaringan Internet
- Menghemat IP Legal yang dibutuhkan oleh Internet Service Provider
- Menghindari pengulangan pengalamatan ketika jaringan berubah
- Mengurangi duplikat IP Address
- Meningkatkan fleksibilitas jaringan
Jenis-Jenis NAT (Network Address Translation)
1. NAT Statis
NAT Statis adalah yang menggunakan tabel routing tetap, alokasi yang
diberikan ditetapkan sesuai dengan alamat asal ke alamat tujuan. Jadi
komputer tidak dapat melakukan transaksi data apabila belum didaftarkan
dalam tabel NAT. Penerjemahan dilakukan ketika sebuah IP Address lokal
dipetakan dalam IP Public, alamat tersebut dipetakan satu lawan satu
secara static. NAT akan melakukan data request dan data sent sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan dalam tabel NAT.
2. NAT Dinamis
NAT dinamis menggunakan logika balancing, yaitu dimana pada tabel NAT
ditanamkan logika kemungkinan dan pemecahan dari suatu alamat. Ada 2
jenis NAT dinamis, yaitu NAT System Pool dan NAT System Overload.
Komentar
Posting Komentar